
💔 “Bu, kalau kakinya dipotong… saya masih bisa hidup, kan?” — Dida, 32 tahun
Suara lirih itu keluar dari bibir Dida sambil menatap kaki kanannya yang kini sudah membengkak besar — lebih besar dari ukuran normal, hampir sebesar ember air. Kulit di sekelilingnya tampak menegang, sebagian menghitam dan membentuk luka terbuka. Ia menahan tangis, menahan nyeri yang tak pernah pergi, bahkan saat malam tiba dan tubuhnya memohon untuk beristirahat.

Awalnya, Dida hanya mengira benjolan kecil di kakinya itu hanyalah memar biasa. Tapi dalam hitungan minggu, benjolan itu tumbuh cepat, menegang, dan menimbulkan rasa sakit luar biasa. Setelah diperiksa, dokter menyampaikan kabar yang menghantam batinnya — Dida mengidap tumor ganas di kaki kanannya.
Dan kini, satu-satunya jalan agar hidupnya bisa diselamatkan adalah melalui amputasi.

Hari, suaminya yang berusia 35 tahun, tak bisa menyembunyikan air mata saat mendengar kabar itu. Ia hanya seorang buruh bangunan dengan penghasilan tak menentu. Kadang sehari ada pekerjaan, kadang seminggu penuh ia tak mendapat panggilan. Namun dalam setiap kondisi, ia selalu berusaha sekuat tenaga untuk memberi makan istrinya, walau sekadar sepiring nasi dengan lauk tempe goreng.

Selama dua bulan terakhir, kondisi Dida semakin memburuk. Tumor yang semula sebesar bola tenis kini membesar hingga diameternya mencapai hampir 30 cm. Luka di permukaan kulitnya sering mengeluarkan darah dan cairan. Bahkan, kadang bau busuk dari jaringan yang rusak membuatnya harus menutup kaki dengan kain basah agar sedikit berkurang.

Setiap malam, Dida hanya bisa menangis pelan agar suaminya tak mendengar.
“Mas, kalau aku gak kuat nanti, jaga diri ya,” katanya suatu malam.
Tapi Hari menatapnya dan menjawab, “Kamu gak boleh ngomong begitu. Aku nikah sama kamu bukan buat menyerah, tapi buat berjuang bareng.”

Mereka tinggal di rumah kontrakan kecil berdinding papan, di pinggir perkampungan yang jauh dari fasilitas kesehatan.
Tak jarang, Hari harus meminjam uang ke tetangga hanya untuk membeli obat pereda nyeri bagi istrinya. Makan sehari-hari pun kini terasa berat.
Bahkan, beberapa hari terakhir Dida mulai sering pingsan karena tubuhnya lemah dan infeksi di kakinya semakin menyebar.
💔 Jika tidak segera ditangani, tumor di kaki Dida berisiko besar menyebar ke paru-paru dan tulang.
Dokter menyebut, waktu mereka sangat terbatas. Jika terlambat, Dida bisa kehilangan nyawanya.
Namun bagaimana mereka bisa berobat, jika untuk makan pun sulit?
Untuk biaya amputasi, rawat inap, obat, dan perawatan lanjutan saja dibutuhkan biaya yang jauh di luar jangkauan mereka. Hari sudah menjual motor bekasnya, bahkan beberapa perabot rumah tangga, tapi tetap belum cukup. Kini mereka benar-benar di titik paling sulit dalam hidup.
🌱 Sahabat Kebaikan,
mungkin bagi kita, kaki hanyalah bagian tubuh yang kita gunakan setiap hari tanpa berpikir panjang. Tapi bagi Dida, kakinya adalah simbol harapan — harapan untuk hidup, untuk tetap berdiri, dan melihat masa depan bersama suaminya.
Kini harapan itu sedang berada di ujung tanduk.
Kita bisa membantu Dida agar bisa bertahan, agar bisa menjalani operasi amputasi dan mendapatkan pengobatan lanjutan. Kita bisa membantu mereka menyalakan kembali harapan yang hampir padam.
❤️ Mari Bersama Ruang Kebaikan Indonesia, Kita Selamatkan Dida
Saat ini, Dida dan suaminya sangat membutuhkan bantuan untuk:
✅ Biaya amputasi kaki kanan dan perawatan pasca operasi
✅ Biaya rawat inap dan pengobatan lanjutan
✅ Bantuan kebutuhan harian seperti makanan dan obat
✅ Biaya transportasi ke rumah sakit
✅ Modal sederhana agar keluarga ini bisa kembali bertahan setelah masa pemulihan
📣 Sahabat Kebaikan, Mari Kita Wujudkan Harapan Dida!
💛 Klik DONASI SEKARANG untuk membantu Dida menjalani operasi dan menyelamatkan hidupnya
💛 Bagikan kisah ini agar lebih banyak hati yang tersentuh
💛 Jadilah bagian dari perjuangan Dida dan Hari untuk tetap bertahan melawan sakit dan kemiskinan
“Cinta bukan hanya soal bersama di saat bahagia, tapi bertahan di saat segalanya terasa tak mungkin. Mari bantu Dida agar tetap bisa hidup dan mencintai dengan tubuh yang sehat.”
📌 Disclaimer Penggunaan Dana:
Seluruh donasi yang terkumpul akan disalurkan melalui Yayasan Ruang Kebaikan Indonesia dan digunakan untuk biaya pengobatan, operasi amputasi, perawatan, serta kebutuhan harian Dida dan keluarganya.
Apabila dana yang terkumpul melebihi kebutuhan, kelebihannya akan disalurkan kepada penerima manfaat lain yang membutuhkan bantuan serupa di bawah naungan Yayasan Ruang Kebaikan Indonesia secara amanah, adil, dan transparan.
![]()
Menanti doa-doa orang baik